Puasa Instagram
Instagram merupakan salah satu platform media sosial yang belakangan mendapat sorotan karena pro dan kontra. Sebenarnya bukan hanya Instagram, media sosial lain seperti Facebook, Twitter, Youtube juga mempunyai fans dan haters nya masing-masing.
Namun pada saat menyinggung media sosial, pasti pikiran kita langsung tertuju ke Instagram. Rentang usia pengguna Instagram beragam, mulai dari lansia hingga bayi. Iya, bayi. Banyak orang tua baru yang telah membuatkan akun Instagram anaknya padahal belum lahir, atau si bayi baru berusia 1 hari. Tidak salah, namun juga tidak membenarkan.
Ketenaran aplikasi besutan Kevin Systrom dan Mike Krieger ini diiringi dengan kontra yang menyebutkan efek buruk dari penggunaan Instagram. Menurut penelitian Royal Society for Public Health di Inggris pada 2017, setelah melakukan survei pada 1.500 remaja di Inggris dengan rentang usia 14 hingga 24 tahun, disebutkan bahwa Instagram adalah media sosial terburuk untuk kesehatan mental terutama bagi kalangan anak muda. Jika sang pengguna memiliki self-esteem yang rendah, mereka tidak bisa menyaring konsumsi Instagram dan cenderung membandingkan diri sendiri dengan role model-nya. Lalu menganggap kehidupan orang lain sempurna tidak seperti kehidupannya (Harsono and Winduwati, 2020).
Hal ini yang menyebabkan banyak influencer yang menggaungkan Detox (deleting toxic) Instagram, salah satunya yaitu Selena Gomez. Selena Gomez menyebutkan bahwa penggunaan Instagram yang berlebihan akan merusak kesehatan mentalnya, sehingga dia harus menghapus akunnya yang telah mempunyai 152 juta pengikut.
Meskipun belum seekstrim Selena Gomez yang menghapus akun Instagramnya, aku pribadi telah meng-uninstall Instagram hampir 6 bulan lamanya. Tidak ada alasan khusus untuk (sementara) menghentikan aktivitas di Instagram, hanya ingin menggunakan waktu yang sebaik-baiknya selain bermain Instagram. Karena bermain Instagram itu bikin ketagihan, yakin deh. Dengan menampilkan berbagai gambar dan video yang menarik dari seluruh dunia, kita dituntut untuk stay on dan tidak sadar telah kehilangan banyak waktu hanya untuk melihat gambar dan video.
Keputusan berhenti dalam beraktivitas di Instagram (atau media sosial yang lain) adalah keputusan pribadi dan tidak bisa disamaratakan antar individu. Bagus untukku, belum tentu bagus juga untukmu, dan sebaliknya.
Yang terpenting adalah bijaklah dalam bermedia sosial dan patuhi norma yang berlaku. Cheers.
Sumber :
Harsono, W. dan Winduwati, S. 2020. Detox instagram pada self-esteem pengguna. Koneksi, Vol. 4, №1, Hal : 83–89.